Dikei

Masyarakat Akit di Kampung Titiakar Rupat melaksanakan ritual pengobatan bedikei. (foto: kosabudaya.id)

DIKEI adalah ritual pengobatan yang terdapat pada masyarakat Sakai. Kata “dikei” atau “bedikei” berasal dari kata “zikir” atau “berzikir.” Ritual ini berupaya mencapai kesatuan dengan Tuhan, sebuah teknik yang dilakukan untuk satu tujuan yaitu membuat obat oleh seorang shaman yang disebut kemantan dengan memanggil roh-roh agar memberikan bantuan pengobatan dan mengubah orang yang sakit menjadi sehat. Orang Sakai memakai kata “dikei” untuk ritual pengobatan di mana seseorang masuk dan keluar alam roh, serta kembali dengan kehendaknya sendiri.

Penyebutan dikei juga menyiratkan perpaduan pertunjukan selap, tarian, dan nyanyian. Dalam menjalankan tugasnya, kemantan dibantu oleh beberapa dibalak (pembantu laki-laki) dan didayak (pembantu perempuan), serta seorang penabuh gendang (bidu, dari istilah Melayu ‘biduanda’, ‘bujang nobat’ dalam kelongkap).

Bacaan Lainnya

Sementara khalayak dikei, yaitu orang-orang yang hadir dalam dikei pada saat ritual disebut sebagai anak inang untuk laki-laki dan anak asuh untuk perempuan. Sebutan umum bagi mereka yaitu inang-asuh. Istilah dikei ini mengidentifikasi khalayak sebagai bangsawan anak buah yang membutuhkan perlindungan, seperti yang tersirat dalam syair lagu berikut:

Minto tolok, minto bantu
Pelia’olah inang asuh
Dalam tangan kami

(Saya) minta tolong, (saya) minta bantuan
(Tolong) jaga inangasuh
Yang ada di tangan kami

Waktu kemantan menjalankan aktivitas disebut “bilo bedikei” atau “waktu bedikei”. Orang-orang yang menghadiri dikei, mengatakan bahwa mereka datang untuk “nengot dikei” (melihat dikei). Dikei adalah perjalanan batin (melalui selap) kemantan ke alam roh untuk mencari obat. Di alam roh, kemantan mencari roh penjaganya atau roh lain (roh de’o)yang dapat membantunya mengobati pasien. Perjalanan ini terlihat oleh mata biasa dengan selapnya kemantan yang memainkan memainkan skenario berdasarkan lagu roh yang dimainkan. Misalnya, jika ia memanggil roh (roh de’o) Ajo Buayo Gilo (raja Buaya Gila) maka ia akan menari menirukan gerak seekor buaya.

Ritual dikei ada dua macam, dikei biasa dan kelongkap (biasa disebut kelongkap saja). Dikei biasa, atau ritual pengobatan biasa hanya berlangsung sekitar dua jam, dan biasanya hanya melibatkan satu orang kemantan. Tujuan ritual ini adalah untuk mengobati orang sakit. Sedangkan kelongkap merupakan dikei yang khusus dilakukan sebagai rangkaian pengobatan bagi pasien yang sakit keras atau bagi kepentingan kemantan sendiri. Untuk pasien yang sakit keras, setelah pasien sembuh, kemantan yang telah memenuhi kewajibannya mengatur kelongkap sebagai balas jasa atas bantuan roh yang diberikan. Jika keluarga pasien tidak mengadakan kelongkap, dikhawatirkan ia dapat jatuh sakit kembali. Roh-roh juga akan menghukum kemantan karena gagal untuk menjaga hubungan resiprokal. Jadi, dikei kelongkap adalah ritual pengobatan yang diperlukan terutama kepentingan kemantan, sebagai ucapan terima kasih kepada roh penjaganya danuntuk mempererat hubungan antara keduanya.

Perlengkapan yang harus dipersiapkan untuk ritual ini adalah nampan, bertih (botih), dan pedupaan. Bertih adalah perlengkapan kemantan yang paling penting. Roh-roh melihat bertih seperti kelopak bunga-bunga yang cantik. Jadi, ketika kemantan menebarkan bertih, ia seperti menebarkan bunga-bunga untuk menghormati para roh.

Perlengkapan yang diperlukan untuk melaksanakan dikei lainnya adalah puan dan model persembahan. Model persembahan tidak diharuskan dalam dikei obat biasa, namun harus ada dalam kelongkap, sesuai dengan namanya, kelongkap. Dalam dikei obat biasa, model disiapkan oleh keluarga pasien, sedangkan untuk kelongkap semua warga kampung yang mampu dapat membantu membuat model dengan berbagai bentuk anyaman dan hiasan-hiasan.  Persembahan-persembahan kelongkap berbentuk berbagai jenis kendaraan air atau kapal (lancak, lancang); atau berbagai jenis rumah yang disebut balai, atau ruang pertemuan. Model berbentuk rumah atau balai sering dipakai dalam dikei pengobatan biasa, namun model kapal hanya untuk kelongkap.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *