Turun Mandi

Tepak Sirih. (foto: kosabudaya.id)

TURUN MANDI adalah upacara memandikan bayi dan ibu bayi ke sungai dalam tradisi melahirkan Melayu Riau. Upacara ini bertujuan bahwa sang bayi dan ibu telah selesai melalui masa berpantang dan bersiap memasuki kehidupan yang lebih mulia. Pelaksanaan turun mandi dilakukan setelah bayi berusia sekitar seminggu. Bayi dan ibu bayi dibawa ke sungai atau perigi, kemudian dimandikan oleh bidan yang telah membantu melahirkan.

Upacara turun mandi di tepian kira-kira berlangsung satu jam. Setelah itu anak diambil oleh bidan, lalu kembali ke rumah bersama dengan ibunya. Di rumah anak itu ditidurkan di atas buaian. Sementara itu dihidangkan minum-makan kepada hadirin, sebagai tanda suka cita. Dalam hidangan ini sering dihidangkan ketupat. Seusai minum-makan itu dibacakanlah doa sebagai tanda| bersyukur kepada Allah serta untuk mendapatkan keselamatan selanjutnya.

Bacaan Lainnya

Di dalam upaara turun mandi terdapat rangkaian kegiatan yang meliputi upacara cukur rambut, akikah, pemberian nama bayi, dan timbang utang atau membayar utang ke bidan. Di beberapa wilayah budaya, upacara-upacara ini dilaksanakan secara terpisah. Turun mandi biasanya diiringi dengan berzanji atau marhaban.

Cukur Rambut
Cukur rambut merupakan memotong sedikit rambut bayi mengikuti yang dianjurkan nabi Muhammad Saw. Di dalam resam Melayu, memotong rambut dimaksudkan untuk membuang kotoran dari rambut yang dibawa sejak lahir. Konon, ujung rambut yang dibawa lahir jika tidak dibuang, dapat menimbulkan penyakit bayi.

Cukur rambut dilaksanakan oleh bidan yang membantu persalinan. Setelah dicukur, bayi dibawa ke hadapan majelis  laki-laki dan setiap mejelis menepuk sedikit tepung tawar, dan menebar beras kunyit dan bertih. Setiap majelis juga ikut menggunting sedikit rambut dan meletakannya dalam kelapa yang telah disediakan.  Setelah selesai dijalankan oleh pihak laki-laki, maka si bayi dibawa ke tempat majelis perempuan dan melakukan sebagaimana yang dilakukan sebelumnya.

Pelaksanaan upacara cukur rambut juga diiringi marhaban atau berzanji.

Akikah
Akikah merupakan penyembelihan hewan ternak mengikuti anjurkan Nabi Muhammad Saw. Lazim dilaksanakan saat bayi berumur tujuh hari atau sebelum 40 hari. Namun adakalanya dilaksanakan pada waktu lain. Hewan yang disembelih harus memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan syariat. Misalnya, kambing yang jadikan akikah harus sudah dewasa atau telah berusia dua tahun. 

Timbang Hutang
Timbang hutang berarti menimbang-nimbang atau mengira-ngira hutang kepada bidan. Menimbang-nimbang dimaksudkan untuk melihat berapa yang layak diberikan kepada bidan yang telah membantu proses kelahiran dan merawat bayi. Kisaran hutang tergantung kebiasaan yang dilakukan. Umumnya berupa ayam seekor, kelapa setali (dua buah), beras segantang, dan kain putih tiga hasta. Timbang hutang bertujuan untuk tidak memberatkan pihak yang membayar hutang sekaligus layak untuk diterima yang memberikan jasa.

Beberapa daerah di Riau pemberian dalam timbang hutang meliputi sepiring pulut masak, 10 butir telur ayam kampung, sepuluh ikat sirih, buah pinang 30 biji, gambir, tembakau, kapur sirih, dan uang yang ditentukan oleh yang membayar hutang.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *