Menanam Tembuni

Makam. Pantang larang di perkuburan misalnya pantang melangkahi kuburan. (foto: kosabudaya.id)

MENAMAM TEMBUNI adalah upacara menanam ari-ari (tembuni) atau disebut juga dengan kakak si bayi yang dilaksanakan setelah kelahiran. Upacara ini menjadi bagian tradisi kelahiran selain meniga bulan, menempah bidan, melenggang perut (lenggang perut) atau menujuh bulan, mencuci lantai, dan menanam tembuni.

Prosesi dimulai setelah tali pusat dipotong dengan menggunakan sebilah rotan atau sembilu. Alat ini sebelumnya dibersihkan supaya tidak terjadi infeksi pada pusat bayi. Ari-ari dibersihkan kemudian dimasukkan ke dalam periuk tanah disertai dengan asam dan garam, lalu disimpan dan dijaga dengan baik.

Bacaan Lainnya

Konon, setelah tanggal pusat barulah ari-ari ditanam, sambil mengatakan doa tembuni.

darah emak menyimbah bumi
tembuni merabuk tanah pusaka
anak watan mendapat gelaran
kelak besar menjadi pahlawan

Ari-ari ditanam dengan cara dikuburkan (ditanam) ke dalam lubang yang digali di tanah. Setelah ditimbun, di atasnya dilingkupi oleh tempurung yang berlubang, kemudian dimasukan sepotong bambu yang kononnya sebagai rongga ataupun lubang untuk udara.

Di atas tanah diberikan dua batang lilin yang menyala atau lampu cangkok. Maksudnya adalah untuk mengusir atau mencegah hantu setan. Sebelum Mak Bidan kembali ke rumah, ia membacakan doa atau mantera pada kakak si bayi yang telah dikubur.

Pada saat Mak Bidan dalam perjalanan, ia tidak boleh memalingkan muka ke kiri atau ke kanan, apalagi kalau ditegur ataupun disapa. Ini dikhawatirkan kelak si bayi akan menjadi juling atau mata picing. Apabila bidan telah selesai melakukan upacara penanaman kakak si bayi, maka selesaikah acara tersebut. “Bubur pusat” yang telah dibuat itu boleh dimakan oleh semua yang hadir. Terkadang diakhiri pula dengan makan bersama yang disertai dengan pembacaan doa selamat.

Adapun pengertian yang diberikan kepada lambang yang terkandung dalam unsur upacara tanggal pusat itu, yaitu:

Bubur pusat yang berwarna merah dan putih berarti suci dan ikhlas.

Bubur yang berasa asin (lemak) supaya dapat menghadapi kehidupan ini dengan tabah dalam kesukaan dan kedukaan. Mengajak anak-anak mengecap dan mencicipi bubur pusat itu dan membagikan uang, maksudnya supaya kelak si anak menjadi murah hati.Lilin yang dinyalakan ketika menanam tembuni mempunyai maksud untuk menghaku jin yang akan mengganggu tembuni. Jika tembuni terganggu, si bayi di rumah juga terganggu.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *