Memindai Rumah

MEMINDAI RUMAH adalah suatu kegiatan atau upacara kenduri dan doa bersama sebelum bangunan yang siap ditunggu. Di dalam upacara itu, dibacakan doa selamat dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, bahwa bangunan telah selesai dan dapat ditunggui. Pagi hari, sebelum resmi pindah, pemilik rumah bersama seorang Kepala Pesukuan atau salah seorang Datuk, pergi ke rumah itu dengan membawa air putih yang berisi irisan limau purut yang sudah didoakan olehnya. Air itu disiramkan di sekeliling rumah dan di dalam rumah. Ampas limau ditanam di depan pintu, biasanya ditanam pula benda lain yang dapat dianggap sebagai “tangkal”. Benda itu tergantung kepada pemiliknya, ada yang berupa besi berani, Inggu atau benda lainnya yang didapatnya dari Kepala Pesukuan atau dari Datuk atau orang lain.

Setelah pindah, barulah diadakan kenduri di rumah itu. Yang diundang adalah seluruh orang yang terlibat dalam pembangunan itu dan beberapa orang lainnya. Upacara ini biasanya dilakukan pada malam hari, dengan acara doa selamat didahului dengan membaca tahlil. Dalam upacara ini pemilik bangunan atau yang mewakilinya menyampaikan terima kasih kepada hadirin atas seluruh bantuan yang telah diberikan sehingga bangunan itu selesai. Sebaliknya para hadirin memberikan ucapan selamat kepadanya.

Bacaan Lainnya

Dalam kesempatan itu biasa pula hadirin memberikan sumbangan kepada pemilik rumah, baik berupa alat rumah tangga maupun benda lainnya, apalagi yang baru pindah itu orang yang baru membentuk rumah tangga. Setelah makan bersama dan pembacaan doa, berakhirlah upacara ini.

Rujukan:
M. Daud Kadir, dkk., 1985. Upacara Tradisional/ Daur Hidup Daerah Riau, Pekanbaru: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Wahyuningsih dan Rivai Abu. 1987. Arsitektur Tradisional Daerah Riau. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *