Rimba

Air Intan disirimkan ke pangkal sialang untuk membuju rayu lebah agar membangun sarang di batang sialang. (foto: kosabudaya.id)

RIMBA adalah kawasan hutan-tanah selain tanah perkampungan, tanah peladangan, dan kawasan perairan dalam sistem pembagian wilayah adat Melayu Riau. Rimba berfungsi sebagai sumber ekonomi, sosial, dan budaya. Rimba juga diperuntukan sebagai tempat hidup dan berkembang berbagai flora dan fauna, dan kawasan simpanan air.

Rimba bagi masyarakat Melayu merupakan tanda keagungan dan kekuasaan Maha Pencipta. Mereka percaya bahwa hutan mempunyai semangat dan menyimpan rahasia tentang kejadian alam. Justru, timbul kecenderungan untuk menjalin hubungan harmoni antara mereka dengan hutan. Hubungan yang terlalu rapat dengan hutan mendorong masyarakat misalnya, masyarakat Suku Asli di Tanah Melayu menganggap diri mereka sebagai bagian dari alam.

Bacaan Lainnya

Rimba sering dilihat sebagai sumber semula jadi yang sangat penting dalam kehidupan ekonomi masyarakat di rantau ini. Hasil-hasil hutan seperti buah-buahan, ubi, pucuk kayu, umbut dan sebagainya merupakan bahan makanan utama mereka sejak zaman silam. Ada di kalangan mereka menanam durian, petai, dan seumpamanya secara ekonomis untuk kegunaan jangka panjang. Hutan juga menjadi tempat perburuan. Keperluan untuk menangkap hewan liar telah mendorong mereka mencipta berbagai-bagai alat tangkapan dan senjata untuk memburu seperti sumpitan, lembing, ranjau, jebak, jerat, bubu, lukah, belat dan sebagainya.

Sebahagian hasil hutan dipasarkan. Catatan menunjukkan masyarakat di rantau ini terutamanya Suku Asli menjadi pembekal hasil hutan yang utama seperti kayu gaharu, tanduk, madu lebah, tikar pandan, getah jelutung, damar, rotan dan sebagainya sejak abad ke-5.

Rimba juga menjadi sumber penting dalam pembentukan idea tentang sistem kepercayaan dan ritual dan upacara tradisional masyarakat Melayu. Hutan hujan tropis yang senantiasa malar hijau disifatkan sebagai satu kawasan yang sejuk dan dipercayai menjadi kediaman makhluk halus seperti semangat, penunggu, orang bunian dan sebagainya. Sistem kepercayaan dan perobatan tradisional ini berperanan besar dalam pembentukan hubungan harmoni sesama manusia dan manusia dengan alam sekeliling khususnya sebelum kedatangan agama Hindu dan Islam. Di dalam hutan juga terdapat berbagai-bagai herba, akar kayu dan seumpamanya yang mempunyai khasiat perobatan. Hutan juga mengandungi berbagai-bagai mitos dan legenda yang berkaitan dengan masyarakat tempatan. Setiap tempat atau kawasan yang dianggap istimewa di dalam hutan itu mempunyai cerita asal usulnya yang tersendiri dan menjadi kebanggaan masyarakat di kawasan tersebut.

Semua sistem kepercayaan, perobatan tradisional, mitos, dan legenda yang bersumber daripada hutan memberi makna yang besar dalam pembentukan peraturan dan cara hidup masyarakat asal rantau ini. Secara langsung atau tidak langsung mereka memperkenalkan berbagai-bagai peraturan seperti pantang larang, nilai dan norma sebagai usaha mengekalkan kesejahteraan dan keharmonian dalam ruang lingkup kehidupan mereka.

Sekiranya khazanah alam yang amat tinggi nilainya itu tidak dipelihara, maka kahancuran keberlansungan hidup berikutnya akan terancam suram. Hutan mendatangkan berbagai manfaat yang positif kepada masyarakat bahkan negara.Tanpa hutan kita tidak akan dapat menikmati keindahan panorama yang dapat kita nikmati pada waktu ini. Sangat jauh berbeda dengan masa yang lampau, hutan semakin terancam sebagai akibat ketamakan dan kerakusan masyarakat pada zaman ini. Mereka hanya melakukan sesuatu tindakan berlandaskan hawa nafsu bukannya berlandaskan fikiran sedangkan mereka mengetahui kesan tindakan mereka terhadap generasi pada masa depan.

Pembagian Rimba
Secara umum, rimba dapat dikelompokan menjadi 3 bagian, yaitu rimba larangan, rimba cadangan, dan rimba kepungan sialang.

Rimba Larangan
Rimba Larangan adalah rimba yang terlarang untuk dijadikan sebagai tanah peladangan ataupun tanah perkampungan. Rimba ini ditetapkan oleh aturan adat sebagai tempat hidup beraneka ragam, pohon serta hewan, yang mendatangkan hasil bagi kesejahteraan masyarakat seperti: resam, rotan, damar, gaharu serta hewan buruan. Sebagai kawasan yang dilindungi hukum adat siapa yang merusaknya dikenakan hukuman. Di kawasan ini juga ditanam mitos-mitos gaib dan puaka.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *