RIMBA PELADANGAN adalah hutan-tanah yang akan dijadikan sebagai tanah peladangan atau tempat berladang dalam sistem pembagian ruang masyarakat Petalangan, Riau. Rimba peladangan pada dasarnya tidak menghasilkan apa-apa, sehingga harus diolah atau dijadikan sebagai tempat berladang. Rimba ini berada di dekat kawasan tanah peladangan.
Pemanfaatann rimba peladangan di Petalangan diatur melalui ketat di dalam hukum-hukum adat. Aturan tersebut seperti di bawah ini:
- Tanah yang telah diizinkan dibuka harus dikerjakan selambat-lambatnya dalam satu tahun, batin dapat mencabut izin itu dan memberikan tanah tersebut kepada orang lain dalam ulayat yang sama.
- Tanah yang telah dikerjakan tetapi terkendala oleh peladangnya, maka batin dapat mengajukan dua kemungkinan untuk dipilih oleh peladang tersebut. Pertama dapat diperpanjang setahun lagi; kedua diberikan kepada pihak lain dengan catatan peladang yang menggantikan itu membayar semacam ganti rugi kepada peladang yang digantikannya.
- Untuk mendapatkan tanah pertanian atau lahan itu batin tidak memungut apa-apa, tetapi tanah itu tidak boleh digadaikan atau dijual kepada orang lain.
- Tanah yang akan dijadikan kebun juga harus seizin yang dibenarkan oleh batin. Jika hendak memperluas, harus meminta izin tambahan lagi. Biasanya perluasan itu satu kali luas kebun semula atau paling-paling 2 kali kebun pertama.
- Belukar bekas ladang seseorang yang ladangnya diteruskan ke atas (depan) pada lajur itu juga, tidak boleh di ambil oleh orang lain.