Peribahasa tentang Ikan

Tepak Sirih. (foto: kosabudaya.id)

Asam di darat, ikan di laut bertemu dalam belanga

Bermakna setiap manusia yang telahir ke dunia sudah memiliki jodoh, maka untuk itu tidaklah perlu dirisaukan. Sebab kita akan dipertemukan dengan caranya sendiri, bahkan melalui pertemuan yang tidak kita duga sama sekali.

Bacaan Lainnya

Peribahasa ini juga bermakna seorang perempuan dan laki-laki jika berjodoh akan dipertemukan juga. Meski demikian, bukan berarti tidak melakukan ikhtiar sama sekali, justru dengan adanya hal ini kita harus lebih semangat untuk berikhtiar. Salah satu ikhtiar yang kita lakukan ialah terus memperbaiki diri.

Sebab bukankah jodoh adalah gambaran dari diri kita? Jika ingin mendapatkan pasangan yang baik maka kita harus baik juga.

Ada air ada ikan

Bermakna dimana kita tinggal di situlah kita mendapatkan rezeki. Kesimpulannya rezeki itu sudah disiapkan Allah, jadi sejatinya manusia tidaklah mencari rejeki, akan tetapi menerima atau diberi rezeki.

Mungkin hal ini harusnya menjadi penguat bagi kita semua untuk menjalani kehidupan. Sebab sebagian besar dari manusia merasa khawatir akan rezeki dan kehidupan dunianya.

Ada nyawa, ada ikan

Menggambarkan seorang yang hampir mati, dalam artian sudah sekarat. Setiap yang bernyawa pasti akan mati jua, termasuk kita manusia.

Setelah kematian kita percaya masih ada berbagai kehidupan yang harus dilalui, bahkan dapat dikatakan masih amat panjang dan jauh.

Perjalanan yang panjang dan jauh itu dipersiapkan saat di dunia. Jika seorang manusia dapat menyiapkan dengan baik, maka akan selamatlah dia, jika tidak maka akan menjadi orang yang celaka.

Bekal apa yang dipersiapkan untuk kehidupan selanjutnya? Tidak jarang banyak orang bertanya hal yang demikian. Bekal untuk kehidupan selanjutnya ialah amal soleh dan amal kebaikan.

Bagai ikan dalam keroncong

Peribahasa yang menggambarkan sesuatu yang tidak tertolong. Hal ini tentu saja dapat dikaitkan dengan berbagai hal dan kondisi.

Perlu kalian ketahui, keroncong adalah benda atau perangkap ikan. Jadi saat ikan masuk ke dalam keroncong mereka tidak mungkin lagi dapat melarikan diri.

Jika hal demikian telah terjadi, satu-satunya yang dapat kita lakukan ialah merelakan dan mengikhlaskannya.

Bagai ikan kena tuba

Tuba merupakan musibah atau penyakit, jadi memiliki arti suatu daerah yang terkena musibah atau penyakit.

Gula di mulut, ikan dalam belanga

Menggambarkan sesuatu yang telah ada dalam genggaman kita. Kira-kira apa yang telah ada dalam genggaman kita? Apapun tentu bisa, hal ini dapat menggambarkan tentang banyak hal termasuk tentang kesempatan.

Dalam beberapa kondisi tentu tidak jarang kita menggenggam banyak hal, termasuk kesempatan. Artinya sesuatu yang sudah kita pastikan menjadi milik kita dan terkondisikan, rasanya mustahil ia dapat lari dan pergi.

Bondong air bondong ikan

Sebuah perkumpulan atau organisasi selalu bergantung dengan kegiatan dan kecakapan pemimpinnya.

Pemimpin dapat kita katakan sebagai kepala, pengurus badan, sedangkan anggota merupakan ekornya.

Mengarah ke kiri atau ke kanan tentu tergantung dari kepala, rasanya tidak mungkin kepala maju ke arah kanan, sedang badan dan ekor ke kiri.

Maka dari itu seorang pemimpin harus memiliki keberanian dan berbagai pertimbangan dalam melakukan berbagai hal.

Ikan terkilat, jala tiba

Makna dari peribahasa tentang ikan di atas adalah “seorang yang sangat pandai dan tajam dalam menangkap perkataan”.

Jika kita boleh simpulkan, hal tersebut menggambarkan seorang yang responsif atau mungkin reaktif. Sebab sangat mudah dalam menangkap berbagai perkataan yang dilontarkan.

Haruskah kita memiliki hal yang demikian?

Mungkin tentu, sebab seorang dianggap cerdas dan pintar ketika ia mampu menangkap perkataan orang lain dengan sangat baik.

Hendak menangguk ikan, tertangguk batang

Dalam menjalani kehidupan setiap orang tentu saja mengharapkan keuntungan dan menghindari kerugian.

Keuntungan adalah sesuatu yang mendatangkan kebaikan, kenyamanan dan kebahagian serta dapat membuat hati senang.

Sedangkan kerugian lawan kata dari keuntungan, yang mana setiap orang menghindari itu, sebab akan menimbulkan ketidaknyamanan, dan hal yang dianggap buruk.

Peribahasa ini memiliki makna seorang yang mengharapkan keuntungan akan tetapi malah kerugianlah yang ia dapatkan.

Ikan belum dapat, airnya sudah keruh

Peribahasa yang menggambarkan sebuah pekerjaan yang belum selesai, akan tetapi keadaan menjadi buruk dan tidak terkondisikan.

Apabila kita menggunakan nalar dan logika untuk membedah peribahasa tentang ikan di atas, kita akan menemukan sesuatu hal, yaitu ikan akan sangat sulit ditangkap dalam keadaan kolam yang begitu keruh.

Hal ini banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat kita, maka tidak heran apabila peribahasa tentang ikan satu ini cukup populer dikalangan masyarakat Indonesia dan Melayu.

Ikan biar dapat, serampang jangan pukah

Mencapai tujuan tanpa ada sesuatu atau seorangpun yang dirugikan, kira-kira itulah makna yang terkandung dari peribahasa ini.

Sebab hari ini tidak jarang seorang atau organisasi yang mencapai tujuannya akan tetapi merugikan orang lain dan sekelompok yang lainnya.

Maka seorang dikatakan sukses dalam meraih tujuannya ketika ia tidak merugikan orang lain disamping mencapai apa yang dikehendaki.

Ikan di hulu, tuba di hilir

Makna dari kata-kata di atas ialah perbuatan yang sia-sia, dimana perbuatan tersebut tidak mendatangkan manfaat.

Secara tidak sadar kita mungkin masih banyak melakukan hal-hal yang demikian, dimana perbuatan sia-sia masih mendominasi dalam kehidupan.

Mungkin memang tidak merugikan, namun alangkah baiknya kita melakukan hal yang bermanfaat.

Ikan gantung, kucing tunggu

Meraas kesal melihat barang yang diinginkan, akan tetapi tidak mungkin untuk didapatkan.

Kebanyakan di antara kita pernah merasa demikian barangkali, menginginkan sesuatu, namun kita merasa itu tidak mungkin.

Ketidakmungkinan sebenarnya ada untuk mereka yang menyerah dan tidak mau berjuang. Padahal apabila diusahakan dan diperjuangkan semuanya saya rasa mungkin terjadi.

Umpan habis, ikan tak kena

Sebuah usaha yang tidak mendatangkan hasil apapun, bahkan dapat dikatakan merugi. Hal ini sering terjadi dalam usaha tau bisnis.

Ketika hal ini terjadi bukan berarti kita harus menyerah dan berhenti begitu saja, justru sebaiknya dijadikan sebagai pengalaman yang dapat memperkuat serta memperkokoh diri dan keadaan.

Sebab orang yang sukses hari inipun tidak langsung sukses begitu saja, mereka membutuhkan proses yang tidaklah sebentar.

Seperti menangkap ikan dalam belanga

Peribahasa tentang ikan yang menggambarkan sesuatu yang pasti akan didapatkan tanpa terkecuali.

Sama halnya dengan peribahasa lain, peribahasa ini cukup populer dikalangan masyarakat kita, terutama orang tua.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *