Peribahasa tentang Abu dan Arang

Tepak Sirih. (foto: kosabudaya.id)

Sudah menjadi abu-arang

Bermakna pekerjaan, usaha atau permasalahan yang kemudian menjadi rusak, sehingga menjadi sia-sia, tidak bisa lagi diperbaiki atau diselesaikan. Selain itu, juga bermakna untuk menyebutkan sesuatu yang terbakar dan menjadi musnah tidak bisa lagi dimanfaatkan, misalnya rumah yang habis terbakar dan disebutlah rumah tersebut sudah menjadi abu-arang.

Bacaan Lainnya

Kerak menjadi abu arang

Bermakna sesuatu yang dikerjakan terlalu berlebih-lebihan karena merasa kurang baik kurang sempurna penyelesaiannya, atau kurang indah dll. Sehingga akhirnya menjadi rusak, biasanya pekerjaan tersebut dilakukan oleh orang yang tidak ahli, atau sesuatu pekerjaan yang telah selesai dibuat namun datang seseorang yang tidak ahli bermaksud memperhalus dan menyempurnakannya, sehingga menjadi rusak dan pekerjaan seperti itu menjadi sesalan. Menyebutkan perempuan yang tidak pandai memasak, dengan ucapan sindiran.

Kalah jadi abu, menang jadi arang

Bermakna orang yang bersaudara, sekeluarga berhubungan karib dekat kemudian berkelahi atau berselisih sehingga hal itu tidak membawa kebaikan pada kedua belah pihak, perseteruan dalam keluarga sebaiknya dihindarkan agar tidak terjadi karena tidak ada guna dan manfaatnya, akhirnya sama-sama kalah, sama-sama merugi dan hanya akan menyebabkan malu berkepanjangan.

Bagai abu di atas tunggul. Hilang tertiup angin, larut tertimpa hujan

Bermakna orang yang mudah pendiriannya, orang mudah meninggalkan tanggung jawabnya, orang yang suka dan mudah saja baginya untuk meninggalkan pekerjaan, keluarga, tanggung jawab, dll. Dapat juga diartikan sebagai rezeki atau penghasilan yang tidak membawa keberuntungan, atau menyebutkan keuntungan atau keberuntungan yang tidak sempat dinikmati.

Seperti abu di atas tunggul

Bermakna seseorang dengan mudah dapat terbuang atau terhalau, tidak berarti, karena mungkin tidak mempunyai peranan atau jasa;

Terpegang ke abu hangat

Bermakna seseorang yang baru saja memulai sesuatu pekerjaan sudah mendapat kesusahan dan sia-sia;

Arang habis besi binasa

Bermakna pekerjaan atau urusan yang telah diusahakan dengan segala kemampuan dan usaha namun hasilnya sia-sia belaka, tidak membuahkan hasil malah menuai kekecewaan, atau sindiran kepada orang yang melaukan pekerjaan sia-sia sehingga ia menerima akibatnya dan merugi.

Arang di kening atau arang di muka

Bermakna mendapat malu

Bagai membasuh arang dengan air mawar, putih tak nampak hitam yang dapat

Bermakna orang yang bertabiat jahat itu, walau bagaimanapun tidak akan hilang perangainya.

Berkerat rotan, berpatah arang

Bermakna perselisihan yang tidak dapat diperbaiki lagi.

Bintang di langit dapat dibilang tetapi tak sadar di mukanya arang

Bermakna orang yang suka menegur kesalahan orang, tetapi kesalahan sendiri yang lebih besar tidak disedari.

Jika tiada tersapu arang di muka, daripada hidup baiklah mati

Bermakna lebih baik mati daripada hidup menanggung malu.

Membasuhkan arang yang terconteng di muka

Bermakna menghilangkan malu

Terpijak benang arang, hitam tapak

Bermakna perbuatan jahat, jahat akibatnya.

Tersentuh air basah, tersentuh arang hitam, tersentuh ke kunyit kuning, tersentuh ke kapur putih

Bermakna meskipun sedikit melakukan kesalahan saja maka akan buruk akibatnya dipandang orang, kalau melakukan pekerjaan mulia maka akan menerima kehormatan, apabila melakukan ibadah dengan ikhlas akan menerima ganjaran pahala, apabila melakukan kejahatan maka akan dibenci.

Tersentuh ke arang hitam

Bermakna  apabila melakukan sedikit kesalahan maka akan dituduhkan orang dialah yang telah melakukan semuanya.

Tersentuh ke kunyit kuning

Bermakna  apabila telah bejanji untuk melakukan sesuatu kebaikan maka janji itu tetap dituntut oleh orang.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *