Teka-teki

Tepak Sirih. (foto: kosabudaya.id)

TEKA-TEKI adalah genre sastra lisan berbentuk pertanyaan-pertanyaan yang dimaksudkan sebagai hiburan dan menguji pengetahuan. Teka-teki dalam sastra tradisional terbagi kepada dua bentuk utama yaitu prosa dan puisi. Teka-teki yang tergolong dalam bentuk puisi mungkin ditemui dalam bentuk syair dan pantun atau dalam ungkapan-ungkapan puitis yang lebih bebas seperti talibun, sesomba atau gurindam.

Teka-teki berfungsi sebagai bahan hiburan dan pengisi waktu lapang bersama keluarga atau sahabat handai tolan. Kadangkala tekateki membawa nada jenaka, ada juga yang menguji kecerdikan atau ketajaman akal, malahan dapat meningkatkan daya kreativiti kanak-kanak dan juga orang dewasa. Sesuai dengan fungsinya, teka-teki membawa pelbagai tema. Bagaimanapun, penumpuannya lebih kepada benda-benda yang paling hampir dengan kehidupan manusia sehari-hari dan alam sekeliling.
Hampir seluruh Masyarakat Melayu di Bengkalis mengenal teka-teki. Namun kini sudah sangat jarangdimainkan sebagai fungsi hiburanataupun pengisi waktu bersama keluarga dan sahabat.

Bacaan Lainnya

Beberapa contoh teka-teki yang dijumpai di tengah masyarakat seperti berikut:

Tinggi duduk dari berdiri
jawabnya: anjing

Besar sebesar emping, makannya sebuah negeri
jawabnya: mata

Satu kuda sakti
Ekornya dempak
Giginya besi
Selilit akar mati
Dililit kayu mati
Dicampakkan dia hidup
Ditarik dia mati
Jawab: Beliung

Berdengung bukannya kumbang
Mengaum bukannya harimau
Berbelalai bukannya gajah
Nakalnya lebih daripada ketiganya
Jawab: Nyamuk

Meletus bukannya bedil
Berbelang bukannya harimau
Jawab: Biji Karet

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *