Menggantung-gantung

Menggantung adalah suatu upacara dimana sanak keluarga berkumpul untuk melakukan persiapan serta menghias tempat berkumpul untuk melakukan persiapan serta menghias tempat atau ruang tengah yang akan dipergunakan upacara perhelatan perkawinan dilangsungkan. Menggantung dilakukan pada gerai atau pelaminan tempat tidur, tempat akad nikah, tempat bersanding seperti memasang tabir jatuh, tabir gulung, langit-langit atau loteng dan sebagainya.

Untuk memasang gerai atau pentas ditentukan menurut kelas kedudukan masyarakat pada masa itu. Misalnya raja pentas gerainya bertingkat 9, kaum bangsawan bertingkat 7, datuk-datuk bertingkat 5, sedangkan orang biasa, orang kebanyakan bertingkat 3. Demikian juga pemasangan tabir gulung, tabir lepas, atau tabir jatuh, termasuk warna sibo tabir dan warna kain lepas lainnya, disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.

Bacaan Lainnya

Warna kuning untuk kedudukan raja-raja, warna hijau untuk bangsawan dan sebagainya. Oleh karena pergeseran zaman hal ini sudah mulai ditinggalkan, sehinga pemasangan pentas gerai dan tabir tergantung kepada kemauan pihak keluarga yang mengadakan perhelatan tersebut. Praktisnya sekarang ini hal menggantung seperti alat-alat yang diperlukan tersedia, dengan sewaan dari Mak Andam yang dipilih oleh pihak keluarga yang berselat. Kalau dahulu alat-alat menggantung ini dapat dipinjamkan pada sanak famili yang masing-masing telah ada yang memilikinya sebagai barang pusaka turun temurun.

Gantung-gantung dan Menghias Pelaminan serta Bilik Pengantin
Setelah bangsal selesai dirikan sekitar tiga atau empat hari sebelum hari langsung, selanjutnya adalah upacara menghias atau sekarang lazim disebut dekorasi. Alat dalam dekorasi sekarang adalah kertas warna yang dipotong dalam berbagai pola, kemudian digantung pada bangsal. Kebiasaan menghias ini dilakukan oleh muda mudi pada malam sebelum hari langsung. Tujuannya adalah untuk memperindah tenda.

Khusus untuk pelaminan dan bilik pengantin, yang menghias adalah andam. Alat yang dibutuhkan dalam menggantung-gantung pelaminan dan bilik adalah tabir. Tabir dibuat dari dari kain yang ditampun memanjang menurut alur-alur warna sesuai menurut adat yaitu kuning, merah, hijau, dan warna kuning keemasan biasanya digunakan oleh kaum raja atau bangsawan.

Sekeliling tabir dipasang kain polos menurut kedudukan sosial atau status sosial pemakainya, disebut dengan tibo/sibar. Untuk raja digunakan sibo kuning, sedangkan untuk wan datuk digunakan sibo hijau, dan untuk umum digunakan sibo warna merah.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *