Meminang

MEMINANG adalah upacara adat yang dilakukan oleh pihak laki-laki, dengan cara mengirimkan utusan dua atau tiga orang atau boleh Iebih. Utusan ini terdiri dari laki-laki dan perempuan, yang ditunjuk oleh pihak laki-lakiia adalah orang pilihan yang bijak alim serta amanah dalam menyampaikan hajat dari pihak laki-laki untuk mempersunting gadis yang di inginkan dengan cara tertentu. Tujuan yang terkandung dalam kegiatan ini membuat perjanjian antara pihak laki-laki dan perempuan. Perjanjian antara kedua belah pihak dibuat secara lisan.

Kegiatan meminang dilakukan setelah dilaksanakan merisik, dan pihak laki-laki sudah mendapat jawaban dari pihak perempuan, maka pihak keluarga laki-laki mengadakan musyawarah dengan kerabat terdekatnya. Di dalam musyawarah pembicaraan yang dilakukan berkenaan dengan maksud keluarga untuk menyunting si anak dara. Setelah memperoleh kata mufakat, maka ditunjuklah seorang orang tua yang sudah berpengalaman dalam hal pinang-meminang. Orang tua yang ditunjuk itu diiringi oleh beberapa orang tua-tua, baik laki-laki maupun perempuan yang masih ada hubungan keluarga untuk meminang anak dara.

Bacaan Lainnya

Beberapa perjanjian yang diputuskan itu biasanya meliputi bila waktu memberi tanda serta menentukan berapa pula besarnya antar belanja. Perjanjian yang disepakati sekaligus sebagai patokan waktu bagi pihak laki-laki dan perempuan untuk memberi kabar sanak famili. Demikian juga bahwa anak gadisnya sudah dipinang orang.

Setelah semuanya dipersiapkan maka berangkatlah utusan pihak lelaki menuju rumah si anak dara untuk meminang. Biasanya waktu meminang setelah sholat Isya dikarenakan waktunya agak panjang. Kedua orang tua dari pihak laki laki tidak menyertai utusan itu. Ini dikarenakan, kepercayaan telah diberikan sepenuhnya kepada pihak yang mewakili keluarga. Hal lain yang menyebabkan kedua orang tua pihak laki-laki tidak ikut meminang adalah menghindarkan hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya kekuatiran pinangan ditolak. Itulah sebabnya kedua orang tua dari pihak laki-laki tidak ikut serta.

Saat menanti kehadiran pihak laki-laki, pihak perempuan pula mempersiapkan segala sesuatunya. Rumah ditata rapi supaya kelihatan molek dan berseri. Kemudian, rumah pihak perempuan pintunya dibuka.Halini pertanda kehadiran dari pihak laki-laki dinantikan dengan senang hati. Sementara itu, dari pihak perempuan pun telah mewakilkan kepada orang tua yang dipercayai menjadi wakil tuan rumah. Dalam acara peminangan ini, kedua orang tua pihak perempuan biasanya tidak tampil di hadapan wakil pihak laki-laki.

Upacara meminang membutuhkan beberapa peralatan atau kelengkapan meminang. Peralatan utama dalam upacara meminang adalah sirih beserta perlengkapan-perlengkapan lainnya. Menurut ketentuan adat, tepak sirih tersebut terdiri dari tiga jenis: Tepak Perisik, Tepak Sirih Peminang, Tepak Sirih Pengikat Janjl.

Tepak Sirih lengkap dengan isinya, kemudian buah-buahan dan kue. Setelah semua pihak datang berkumpul maka upacara peminangan itupun dimulai dengan elu-eluan dari pihak keluarga laki-laki sambil menyerahkan tepak sirih lengkap dengan isinya yaitu sesusun daun sirih yang diatur telungkup, kapur, gambir, dan pinang sebagai tanda permulaan pertemuan.

Sirih yang dibawa disuguhkan pada tetua dan pihak yang mewakili pihak perempuan. Sedangkan bawaan berupa buah-buahan dan kue-mue dipersembahkan kepada pihak perempuan. Pemberian dilakukan sebagai tanda terjalinnya hubungan persaudaraan di kedua belah pihak.

Pada saat upacara meminang, penyampaian niat dan maksud kedatangan pihak laki-laki disampaikan dengan mengucap pantun, demikian juga dengan pihak perempuan atau tuan rumah juga menjawab dengan pantun sehingga terjadi balas-balasan pantun seperti tergambar berikut:

Tuan Rumah:

Susun Kajang dua tiga

Mari letakkan dalam Perahu

Dalam lautan boleh diduga

Dalam hati siapa tahu

Isap rokok tembakau cina

Mari diisap sambil menari

Minta maaf kami bertanya

Apa hajatnya datang kemari

Pihak laki-laki:

Memang begitu kayu tembaga

Takkan sama kayu cendana

Memang begitu adat lembaga

Dulu sapa baru bertanya

Tanam Pauh tengah pematang

Lomba-lomba timang gelombang

Hanyut serantau ke indragiri

Dari jauh kami datang

Hendak mencoba menanam mumbang

Kalau tumbuh tuah negeri

Tuan rumah:

Lomba-lomba timang gelombang

Hanyut seekor ketepian mandi

Usahlah coba menanam mumbang

Tampang layu tumbuh tak jadi

Laki-laki:

Kura-kura dalam perahu

Sudah gaharu cendana pula

Pura-pura tidak tahu

Sudah tahu bertanya pula

Patah tumbuh hilang berganti

Tak Melayu hilang di bumi

Besarlah hajat kami kemari

Untuk menyampaikan sekalung hati

Sudah lama kami ke tasik

Airnya jernih hutannya rawa

Dah lama kami merisik

Baru sekarang bersua muka

Jika bunga belum dipagar

Kami menyimpan si kumbang jati

Kumbang belum hidup berkawan

Hajat menyunting bunga sekaki

Itulah hajat kami serombongan kemari

Menjumpai tuan dan puan yang ada di rumah ini

Perempuan:

Sirih ada di dalam puan

Pinang berukir berlapis-lapis

Sirih tuan dan kami makan

Pinangnya lemak sirihnya manis

Tepak tuan kayu cendana

Tepak kami kayu meranti

Tepak tuan dah kami periksa

Cuba pulak tengok tepak kami

Laki-laki:

Minyak kapak buatan Cina

Minyak pengobat sakit gigi

Tepak tuan dah kami periksa

Sayangnya kami tak punya gigi

Perempuan:

Nyirih berbuah dimuka tingkap

Panjat rotan dimuka pintu

Sirih tua sudah sama ditangkap

Hajat tuan belumlah tahu

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *