Laksamana

Laksamana Hang Tuah/ilustrasi. (foto: pinterst.com)

LAKSAMANA adalah gelar atau sebutan untuk panglima kerajaan yang menguasai angkatan laut. Jabaatan ini memainkan peranan penting dalam pentadbiran sebuah kerajaan. Pada masa lalu, kerajaan-kerajaan Melayu di Riau umumnya memberikan jabatan ini kepada Orang Laut atau Akit.

Dalam sistem pemerintahan seperti Melaka, kekuasaan laksamana berada di bawah Datuk Bendahara. Tradisi gelar laksamana bermula sejak awal Kesultanan Melayu di Melaka (1400-1511). Jabatan laksamana wujud pada masa pemerintahan Sultan Mansur Syah (1956-1477). Hang Tuah diberi gelar laksamana setelah dia berhasil membunuh seorang Jawa yang mengamuk. Ketika itu Hang Tuah bersama rombongan sultan ke Majapahit karena sultan hendak mengahwini puteri Ratu Jawa. Hang Tuah merupakan tokoh pertama Melayu yang memakai gelar laksamana dan sejak itu bermulalah suatu tradisi dalam gelar pembesar-pembesar Melayu. Seorang bakal laksamana akan memakai gelar Sang Guna.

Bacaan Lainnya

Laksamana juga menganggotai sati diantara empat pembesar utama di Melaka, selain bendahara, penghulu bendahari dan temenggung. Laksamana se­bagai ketua hulubalang. Sebelum wujudnya gelar laksamana, ketua hulubalang ialah Sri Bija Diraja. Di balairung, tugas laksamana sebagai memikul pedang ke­rajaan. Setelah jabatan laksamana wujud, kedua-dua pembesar ini memikul pedang kerajaan secara bergilir. Namun demikian, laksamana memikul tugas rasmi yang lebih besar, yaitu menjaga ketenteraman di laut. Lak­samana sering disebut sebagai ketua angkatan laut Me­laka. Dalam kitab Hukum Kanun Melaka, taraf dan fungsi laksamana jelas disebut sebagai raja di laut. Sewaktu berada di kawasan perairan, laksamana dapat saja menjatuhkan hukuman bunuh ke atas seorang pesalah atau terdakwa. Keberadaan jabatan dan tugas yang dipikul oleh laksamana jelas membayangkan hubungan erat dengan corak dan tradisi maritim kerajaan Melaka serta beberapa kerajaan Melayu setelah itu. Keamanan di laut menjamin kegiatan perkapalan dan perdagangan berjalan lancar tanpa gangguan.

Selain menjadi ketua angkatan laut, laksa­mana juga bertanggungjawab tentang hal ihwal politik dan diplomatik. Pada waktu tertentu, tugas laksamana juga melibatkan kegiatan ketentaraan di darat. Misalnya seorang pembesar Pahang dilaporkan membunuh seorang pembesar Terengganu. Dalam perundangan Melaka, seberat-berat hukuman jinayah ke atas pesalah yang jelas kesalahan jinayahnya adalah hukuman mati. Menjatuhkan hukum mati, hanya boleh dijatuhkan oleh raja yang memerintah. Sebaliknya, rentetan peristiwa itu, raja Melaka mengutus laksamana ke Pahang untuk menghukum pembesar Pahang tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *