KELONG adalah bangunan di tengah laut untuk menangkap ikan atau perangkap ikan dan sekaligus mengolah ikan. Kelong dibangun di laut jauh dari pantau, biasanya di laut kedalaman 15 meter.
Secara umum, ukuran kelong berbentuk petak atau segi empat, sekitar 10 meter x 10 meter. Di atas kelong, dibuat pondok untuk tempat istirahat dan dapur pengolahan ikan. Di dapur tersebut ada ‘kawah’ untu ‘mencelur’ atau merebus ikan bilis beberapa saat. Di bagian depan dipasang jaring halus yang disebut dengan ‘kadut’ atau tangkul, biasanya ukuran kadut lebih 8 x 8 meter. Bergantung besarnya kelong, ukuran kadut lebih kecil dibandingkan kelong, karena dipinggir-pinggir kelong diberi lantai untuk tempat tegak pekerja kelong memasang dan menyauk ikan.
Jenis-jenis
Jenis-jenis kelong yang umum dikenal adalah kelong api, kelong katak dan kelong pantai. Kelong api untuk menangkap ikan bilis, tamban, cumi, pelate, beliak mate, torak, dan selar.
Dikatakan kelong api karena kelong ini memakai lampu, memerangkap ikan waktu malam. Kelong ini paling sering diganggu oleh jerambau laut. Kelong katak tidak memakai lampu, digunakan untuk menangkap ikan besar-besar, seperti yu, mejan, pari, dll. Kelong pantai yakni kelong yang berada tak jauh dari pantai dan berkarang, gunanya untuk mengambil ikan karang. Kelong pantai mengambil ikan waktu air surut.
Pada zaman dahulu masyarakat Melayu yang ingin mendirikan jermal atau kelong terlebih dahulu mengadakan upacara tepung tawar dan sesajian untuk menghalau jerambau laut (hantu api di laut). Dipercaya jerambau laut ini suka makan ikan dan menakuti ikan sehingga ikan tidak mau mendekati jermal. Ritual tepung tawar ini dilakukan oleh seorang bomoh dengan menggunakan telur, bertih, dan ramuan air penawar. Telur, bertih, dan air penawar ini di renjiskan ke empat penjuru jermal atau kelong. Dengan demikian, terhindarlah jermal atau kelong tersebut dari gangguan dan serangan jerambau.
