Aruk

Ilustrasi. (foto: kosabudaya.id)

ARUK adalah melakukan sesuatu yang menimbulkan kegemparan, seperti kekacauan, gangguan, dan lainnya. Aruk pada dasarnya sejalan dengan amuk dalam bentuk lain yang lebih kultural atau berkebudayaan.

Penyebutan Aruk dan amuk, ada satu lagi ciri khas yang bersebati dengan tingkah laku orang Melayu yaitu latah, rajuk. Aruk dapat dikatakan bahwa ‘aruk’ itu terletak di antara ‘latah’ dan ‘amuk’.

Bacaan Lainnya

Aruk dapat juga dilihat sebagai sesuatu yang berlangsung dalam keadaan semacam kesurupan yang barangkali disebabkan kekhusukan yang tinggi. Seperti halnya seorang yang berdoa dengan sepenuh hati memakai sapaan yang menyebut dirinya aku dan ber engkau kepada Yang Maha Tinggi. Dalam kisah-kisah sejarah aruk ini dapat disaksikan pada peristiwa yang dilakukan oleh Yang Dipertuan Muda Riau pertama Daeng Marewah Kelana Jaya Putera yang berujar di depan Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah sebagimana dituturkan dalam Tuhfat al-Nafis seperti berikut:

“Yakinlah Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah akulah Yang Dipertuan Muda yang memerintahkan kerajaanmu. Barang tiada suka membujur di hadapanmu aku lintangkan dan barang yang tiada suka melintang di hadapanmu aku bujurkan, barang yang semak berduri di hadapanmu aku cucikan.”

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *