Tepuk Tepung Tawar

TEPUK tepung tawar adalah upacara memberi doa dan meminta kepada Allah SWT agar terhindar dari bala dan bencana serta mendapat selamat atau kesuksesan terutama sekali selama acara berlangsung sampai selesai. Upacara ini dilaksanakan bersamaan dengan upacara lainnya misalnya pernikahan, sunat rasul, akikah, turun mandi, penabalan sultan atau pucuk adat, dan kegiatan lainnya.

Pelaksaan tepuk tepung tawar di dalam perkawinan dilakukan setelah kedua mempelai duduk di pelaminan. Upacara ini dipimpin oleh Mak Andam, sedangkan yang menemuktepungtawari adalah pemuka agama, kaum keluarga, pemuka masyarakat, pejabat pemerintah dan orang-orang yang dianggap patut. Mereka berasal dari pihak pengantin laki-laki dan pihak pengantin perempuan.

Bacaan Lainnya

Pelaksanaan tepuk tepung tawar biasa dilakukan pada malam hari sesudah sholat Isya. Mereka yang akan melakukan sebagai penepuk tepung tawar hendaklah di tentukan terlebih dahulu oleh pembawa acara. Pembawa acara di tunjuk oleh ahli waris pihak mempelai yang bersangkutan. Dia hendaklah orang yang pandai bicara, layak serta orang yang di tuakan atau orang kenamaan, tidaklah orang sembarangan saja yang melakukannya.

Penepuk tepung tawar hendaklah sopan serta tidak boleh berdiri atau berjongkok, membelakangi tetamu atau bersikap yang kurang patut atau kurang pada tempataya. Jika tempat pengantin itu pelamin biasa, duduklah pada kursi yang telah disediakan, atau duduk berselimpuh menghadap mempelai dengan menyamping di bagian sebelah kanan.

Tujuan
Tujuan yang terkandung dalam upacara tepuk tepung tawar adalah sebagai berikut:

  • menghadirkan sanak famili untuk menyuburkan rasa kekeluargaan;
  • memohon do’a restu pada Allah SWT, agar sukses atau selamat dan terhindar dari musibah terutama sekali selama acara perhelatan beriangsung;
  • mendoakan pasangan suami istri atau pengantin baru agar berbahagia dalam menempuh bahtera kehidupan berumah tangga;
  • menumbuhkembangkan nilai-nilai Agama yang terkandung di dalam Adat Melayu;
  • memeiihara tata krama atau sopan santun dan sikap saling membantu terhadap sesama;
  • membudayakan rasa saling menghormati dan menghargai pada pemuka Agama/pemuka adat ataupun pemuka kampung dan orang tua-tua atau orang yang di tuakan;
  • menumbuhkan dan memperkuat rasa memiliki Adat Melayu sebagai jati diri dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa;
  • dapat memperkayaadat dan budaya nasional yang mampu di perkenalkan sampai ke manca negara.

Pelaksanaan
Menurut kebiasaan adat Melayu bahwa cara melakukan tepun tawar menggunakan urutan yang sistematis atau tata cara sebagai berikut:

  • Dimulai dengan mengambil daun perenjis, lalu merenjiskan air bedak kepada yang ditepung tawari. Bagianyang direnjis sangat tergantung dari orang yang melakukannya. Bila yang melakukan tepuk tepung tawar itu lebih tinggi derajatnya, ia boleh merenjiskan sampai ke aras kepalanya, akan tetapi bila tidak maka bagian yang direnjis adalah bagian pangkuan atau tangan kiri dan kanan saja. Pada awal mengambil daun perenjis hendaklah membaca do’a di dalam had sambil berniat untuk membuang sial bagi yang ditepung tawari.
  • Selanjutnya mengambil serba sedikit beras basuh beras kunyit, bereteh serta bunga rampai lalu menaburkannya kepada kedua mempelai atau yang ditepung tawari.  Pada waktu  menaburkannya hendaklah  berniat  dan berdo’a di dalam hati, semoga Allah melimpahkan rahmat bagi kedua pengantin dan sekalian yang nadir.
  • Kemudian selanjutnya mengambil sedikit inai dan mengoleskan kedua telapak tangannya, sambil berdo’a di dalam hati semoga dijauhkan dari bala dan bencana serta semua hajat dapat terkabulkan kelak.
  • Selanjutnya merenjiskan air mawar sambil berdo’a didalam hatisemoga kedua mempelai beroleh keharuman atau nama baik, baik di dunia dan akhirat.
  • Terakhir yang ditepung tawari  mengangkat tangan  atau  mengangkat sembah kepada yang melakukan tepuk tepung tawar. Bila yang ditepung tawari lebih tinggi drajatnya maka penepuk tepung tawar lebih dahulu mengangkat sembah dan begitu juga sebaliknya.

Tata cara melakukan tepuk tepung tawar tidaklah sama diseluruh Riau, disebabkan karena variasi-variasi atau kreasi lain yang sesuai dengan adat resam yang berlaku didaerah setempat. Misalnya ada yang terlebih dahulu mengoleskan inai dan lain sebagainya. Menurut adat daerah Datuk Laksamana Bukit Batu, Bengkalis. Mempelai tidak ditepung tawari secara serentak akan tetapi secara bergantian. Mempelai laki-laki teriebih dahuiu baru kemudian mempelai perempuan. Apabila seluruh rangkaian acara tepuk tepung tawar telah selesai maka hendaknlah ditutup dengan pembacaan do’a. pada lazimnya do’a disampaikan oleh penepuk tepung tawar yang terakhir, ia adalah seorang Ulama, Pemuka masyarakat atau Imam.

Kegiatan upacara tepuk tepung tawar hingga sekarang masih dilaksanakan. Tujuan dari tepuk tepung tawar adalah untuk memberikan do’a restu kepada kedua mempelai. Jumlah orang yang melakukan tepuk tepung tawar adalah hitungan ganjil, yaitu lima, tujuh, sembilan dan seterusnya, Biasanya dilaksanakan tujuh orang.

Untuk penepuk tepung tawar, mempelai lelaki dilakukan tepuk tepung tawar oleh orang lelaki saja, Begitu juga mempelai wanita. Tetapi sekarang untuk mempersingkat waktu, kedua mempelai sekaligus dilakukan tepuk tepung tawar. Jumlah yang menepuk tepung tawar sebanyak tujuh orang, tetapi untuk lelaki sebanyak empat orang dan wanita tiga orang.

Lanjut ke halaman berikutnya…

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *