Tepak Sirih

Tepak Sirih. (foto: kosabudaya.id)

TEPAK sirih adalah tempat meletakan daun sirih, pinang, kapur, dan sejemput tembakau dalam tradisi makan sirih beradat. Tepak sirih dibuat dari beberapa bahan seperti tembaga, kuningan, perak, kayu atau rotan. Di dalam tepak sirih terdapat perlengkapan makan sirih berupa 2 copuk, 1 kupuran, dan 1 kacip pinang.

Tepak sirih digunakan dalam berbagai upacara-upacara tradisional minsalnya pernikahan (mengantar tanda, meminang, menjemput, menyambut pengantin laki-laki), sunat rasul, turun mandi, ataupun kegiatan adat lainnya seperti menemui pucuk pimpinan adat, menjemput penghulu adat, menyambut tamu adat, memulai percakapan. serta menyelesaikan permasalahan-permasalahan adat dan anak kemenakan.

Bacaan Lainnya

Terdapat beberapa istilah yang sering digunakan dalam tepak sirih misalnya menyorong tepak berarti mengulurkan tepak kepada orang yang akan diajak bicara atau kepada orang yang akan diberi makan sirih. Sorong menyorong tepak yaitu istilah untuk menyebutkan tata cara adat yang menggunkan tepak sebagi penghormatan pada orang yang diajak berbicara.

Jenis-jenis Tepak
Jika dilihat dari penggunaan di dalam pernikahan, tepak sirih dapat dibagi dalam beberapa jenis yaitu tepak perisik, tepak peminang, dan tepak pengikat janji/tepak tanda. Ketiga jenis ini dibedakan dari tatacara menyusun sirih dan isi di dalam tepak.

Tepak Perisik
Tepak perisik dilengkapi dengan pinang, gambir, kapur, dan tembakau. Tepak perisik berentuk segi empat yang berisi pinang bambu yaitu pinang dimasak dengan bumbu tertentu, dimasukkan ke dalam cembul, kecuali sirih. Daun sirih sebanyak 3 atau 7 lembar, dan setiap lembar di lipat dua, kemudian dilipat  tiga dan bagian tengah daun tersebut disimpul yang melambangkan amat rahasia. Ulu kacip dan gagang sirih disorongkan ke arah pihak laki-laki. Seandainya salah akan menimbulkan aib yang memalukan.

Tepak Peminang
Tepak peminang disebut juga dengan tepak induk atau tepak keras. Isi tepak peminang sama dengan tepak perisik, namun bedanya pada susunan daun sirih. Sirih terdiri dari lima ikat, setiap ikat lima lembar jadi dua puluh lima lembar. Ikatnya disebut simpai atau pengebat sirih. Letaknya telungkup dengan gagangnya menghadap ke ulu kacip, yang berarti rendah diri, berserah diri. Pinangnya bulat yang dikupas kulitnya sampai licin dan bersih. Gambir dan tembakau dibentuk bulat, artinya bulat hati memegang janji. Tertelentang berarti menyerah diri.

Tepak Pengikat Janji/Tepak Tanda
Tepak pengikat janji disebut juga dengan tepak antar tanda. Tepak ini digunakan saat antar tanda dalam upacara perkawinan. Di dalam tepak terdapat 2 buah copuk, 1 buah kupuran, daun sirih, pinang, tembakau dan kacik pinang. Di dalam tepak juga disertakan mas kawin atau mahar berupa emas, suasa, atau perak.

Dengan melihat isi tepak, maka dapat diukur besar atau kecilnya kenduri yang akan dilaksanakan. Jika berisi cincin emas maka kendurinya besar dan dilakukan pemotongan kerbau, bila isinya suasa maka kendurinya menengah dengan memotong kambing, bila isinya perak kendurinya kecil.

Ketentuan dalam pengaturan daun sirih di dalam tepak tanda yaitu ujung daun sirih saling bertemu yang disebut dengan susun sirih bermakna telah tercapai ikatan, daun sirih ditindih dengan bunga cengkeh, gambir dibentuk seperti bunga, pinang tua sebutir diukir kulitnya menyerupai sanggul yang disebut pinang bersanggung.

Selain ketiga jenis tepak di atas, juga dikenal beberapa tepak lainnya yaitu tepak penyapa yaitu tepak yang digunakan saat menyapa atau menyambut tamu yang datang ke rumah. Tepak ini berbentuk kecil berkaki, diletakkan di depan tamu jika ingin memakan sirih yang ada di dalamnya. Tepak penyapa juga digunakan saat menyambut pengantin laki-laki di dalam tabir.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *