Dundung; Badundung

Dundung; badundung, nyanyian pengantar tidur yang berkembang pada masyarakat Talang Mamak. (foto: budayamelayuriau.org)

Dundung, atau badundung adalah genre sastra lisan yang dituturkan dalam bentuk nyanyian saat menidurkan anak, berduka cita, kesepian, dan memadu kasih (bamuda/betandang) yang berkembang pada masyarakat Talang Mamak khususnya Perbatinan Talang Gedabu. Berdasarkan cerita lisan, Dundung diperkirakan sudah ada semenjak zaman Datuk Parpatih nan bertiga (Patih Besi, Patih Kelupak, dan Patih Bunga) turun-temurun hingga sekarang.

Penyajian dundung bertujuan agar orang lain mengetahui maksud hati si pedundung, atau sebagai upaya seseorang untuk melepaskan keluh kesah sehingga orang lain mengetahui perasaan yang melantunkan si pedundung tersebut. Selain itu, dundung juga berfungsi sebagai pendidikan moral, agama, adat-istiadat, dan sosial.

Bacaan Lainnya

Dundung disampaikan oleh seseorang secara lisan dalam bentuk nyanyian saat menidurkan anak, berduka cita, kesepian, dan bamuda/batandang (percintaan). Dilihat dari penyajian, dundung dituturkan oleh seseorang dalam bentuk lisan dan penyebarannya adalah dari mulut ke mulut dengan teks yang telah ada (baku).

Fungsi dan Kedudukan
Dundung memiliki peranan dalam membentuk pranata sosial di dalam kehidupan Talang Mamak. Ia tidak saja berfungsi sebagai penghibur semata, tetapi juga mengandung nilai-nilai dan pesan-pesan moral yang menjadi mengikat anggota komunal untuk tetap berpegang pada tatanan yang telah disepakati.

Fungsi penghibur dundung merupakan hiburan yang didapat oleh penutur yang berkaitan dengan pelipur lara, menidurkan anak, dan dundung bamuda/batandang (percintaan). Hakikat dundung pada fungsi ini dapat dilihat dari sesuatu yang diciptakan atau disampaikan oleh penutur secara lisan dalam bentuk nyanyian saat menidurkan anak, berduka cita, kesepian, dan memadu kasih (bamuda/batandang). Disaat seseorang sedang badundung maka dalam konteks ini terjadilah komunikasi dua arah, yaitu teks-teks dundung yang disampaikan oleh sipedundung merupakan ungkapan atau curahan perasaan sehingga ia merasa puas dan dengan sendirinya rohani atau batin sipedundung menjadi terhibur. Demikian pula halnya dengan orang yang mendengarkan atau sasaran yang dituju oleh sipedundung. Maka secara implisit jelas bahwa dundung memiliki fungsi penghibur diri, sekalipun teks dundung tidak menyatakan secara jelas.

Fungsi faedah tercermin dalam teks yang mengadung pendidikan moral dan akhlak. Disampaikan baik secara secara eksplisit maupun implisit. Sedangkan fungsi kamal (kesempurnaan rohani), yaitu kebutuhan rohani jiwa manusia seakan-akan berdiri dari dua esensi harmoni, dunia dan akhirat, lahir dan batin. Fungsi ini   karena uraian atau teks-teks dundung memuat pesan-pesan pendidikan akhlak, moral, agama (ketuhanan), adat-istiadat, budaya, dan sosial. Kesemuanya ini adalah kebutuhan rohani jiwa manusia yang terdiri dari dua esensi harmoni (dunia dan akhirat, lahir dan batin).

Kondisi Kekinian
Saat ini,  keberadaan dundung bergeser dalam masyarakat terutama pada generasi muda. Mereka lebih senang kepada musik-musik modern, terutama lagu-lagu dangdut dan pop. Tetapi bukan semua bentuk dundung yang kurang digemari. Beberapa genre dundung misalnya dundung menidurkan anak dan pelipur lara masih sering di jumpai.

Teks Dundung
Teks  dundung disusun dari pantun-pantun yang terdiri dari empat baris satu bait dan pantun yang terdiri dari enam  dan delapan  baris satu bait. Larik pantun terdiri dua periodus dan lebih. Tiap periodus terdiri dari dua kata dan lebih. Pola sajak (rima) akhir pantun yang terdiri dari empat baris satu bait, berupa sajak berselang (a-b-a-b), sedangkan pantun yang terdiri dari enam baris satu bait berpola sajak (a-b-c-a-c-b), dan (a-b-c-a-b-c). Selain dalam bentuk pantun, dundung juga disampaikan dalam bentuk ungkapan yang mengandung arti kiasan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *