Presiden Penyair, Sutardji Calzoum Bachri, Biografi Kesaksian

BUKU ini menyajikan berbagai hal tentang kehidupan Sutardji Calzoum Bachri (SCB) mulai dari lahir hingga saat ini. Tidak ketinggalan juga pembahasan karyanya dari berbagai sudut, termasuk cara membaca sajak sebagai suatu kesatuan puisi Nusantara. Ada ketegangan-ketengan kreatif dan keberhasilannya, sampai perilaku kanak-kanak hingga dewasa, totalitas hidup sebagai penyair, beserta berbagai kelucuan maupun tragedi sebagai org yg hidup langsung di tengah pergaulan antarnegara dengan berbagai dinamikanya meskipun serumpum.

Pembahasan buku disampaikan secara ringan, ringkas, dan terkadang diselingi kelakar ala Melayu. Di dalam buku juga disertakan berbagai komentar maupun pembahasan pakar dari dalam maupun luar negeri untuk menegaskan posisi kepenyairan Sutardji bahkan secara internasional.

Bacaan Lainnya

Judul Buku:
Presiden Penyair, Sutardji Calzoum Bachri, Biografi Kesaksian
Penulis:
Taufik Ikram Jamil
Jumlah Halaman:
XLIV + 466 halaman
Ukuran Buku:
B5 (155 mm x 235 mm)
ISBN:
978-623-93826-2-9
Tahun:
2021
Penerbit:
Milaz Grafika

Oleh karena riwayat hidup, buku ini, tidak hanya memuat hal-hal karya secara serius. Dilukiskan juga bagaimana SCB kecil tidak lepas dari kamus, tidak suka olahraga, menakik kaki adik dengan parang, seprei untuk baju, mewawancarai orang gila untuk liputan pers, dan sebagainya. Juga niat ke Yogyakarta, tetapi tibanya di Bandung. Malahan sampai igau-igauannya dan peringatan kematian ketika muda belia, termasuk pengembaraan spritualnya.

SCB lahir di Rengat, Riau, 24 Juni 1941. Mengikuti orangtuanya sebagai polisi, ia berpindah-pindah dari satu kota ke kota lain di Riau, kemudian ketika berumur sembilan tahun, pindah ke Tanjungpinang, Kepri. Tamat SMA di kota ini, ia melanjutkan pendidikan di Bandung, Jabar. Dari kota inilah, kreativitasnya meledak dengan berbagai pembaharuan berakar pada budaya Melayu Riau tanpa melupakan unsur budaya dari manapun.

Baik puisi maupun baca sajaknya amat fenomenal dipandang dari kacamata Timur maupun Barat. Menurut Abdul Hadi WM dalam suatu tulisannya, SCB adalah penyair yang paling banyak dibicarakan di Indonesia dalam 30 tahun terakhir. Nyatanya, SCB tidak saja menulis puisi, tetapi juga cerpen dan esai. Bukunya terbaru bertajuk Kecuali diterbitkan di Yogyakarta yang semula berjudul Petiklah Aku.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *