Mengembara di Taman-taman yang Menggoda

Tepak Sirih. (foto: kosabudaya.id)

“KESUSASTRAAN Melayu telah memudar dan mati, sejak kejayaan kerajaan-kerajaan Melayu berlalu” (Die Malaiische Literatur ist tot, dahingewelkt seit der Glanz der malaiishen Reiche verging).

Pada tahun 1925, ketika seorang pakar Melayu dari Jerman bernama Hans Overbeck menyampaikan obituari ringkas ini, banyak alasan kuat—setidaknya bagi seorang pengamat di sebuah bandar kolonial seperti Singapura—untuk menganggap warisan tekstual Melayu sebagai peninggalan masa lalu, telah mati dan berlalu, tanpa relevansi untuk pembahasan lebih lanjut yang membentuk kebudayaan Melayu. Apa yang terjadi di pusat-pusat bandar di masa Overbeck adalah transmutasi budaya tradisional oral-aural Melayu ke dalam budaya cetak modern (Sweeney 1987: 34).

Bacaan Lainnya

Di bidang kajian sastra Melayu nusantara, penafsiran-penafsiran sistematik tentang karya-karya individual relatif masih jarang dilakukan. Buku ini memperlihatkan bagaimana penafsiran-penafsiran seperti itu dapat diterapkan dengan subur terhadap sastra Melayu tradisional. Walaupun penulis buku ini memusatkan perhatian pada sastra Melayu, temuan-temuannya tetaplah relevan untuk mengkaji sastra-sastra lain di nusantara.

Berangkat dari teori sastra modern, antropologi, dan kajian-kajian sastra abad pertengahan Barat, penulis buku ini membentangkan konvensi-konvensi utama naratif Melayu tradisional dan mengembangkan sebuah model yang komprehensif tentang puitika Melayu tradisional, baik yang lisan maupun tulisan. Dengan menerapkan model ini dalam serangkaian pembacaan karya-karya individual, meliputi epik-epik kepahlawanan dan roman-roman Panji, ia memperlihatkan bagaimana teks-teks tersebut menjadi hidup.

Judul Buku:
Mengembara di Taman-taman yang Menggoda
Pembacaan Naratif Melayu
Judul Asli:
Roaming Through Seductive Gardens: reading in Malay narrative
Penulis:
G.L. Koster
Penerjemah
Sita Rohana & Al azhar
Jumlah Halaman:
332 Hal + viii
Ukuran Buku:
170 mm × 240 mm
ISSN: 0216-3837
ISBN: 978-979-3879-02-4
Penerbit:
Pusat Penelitian Kebudayaan dan Kemasyarakatan Universitas Riau
Tahun:
2012

KANDUNGAN
Konvensi-konvensi naratif Melayu
Obat dari Manisan: tentang mode-mode penerimaan naratif Melayu
Kerajaan Melayu dan mode komunikasi oral-auralnya
Naratif yang berfaedah: Sejarah Melayu
Naratif yang menghibur: Syair Ken Tambuhan

Variasi dalam Identitas: perangkat-perangkat formulaik untuk konstruksi naratif
Prinsip variasi dalam identitas dan Syair Ken Tambuhan
Bentuk syair
Perangkat formulaik untuk konstruksi naratif dalam Syair Ken Tambuhan
Sebuah pertunjukan Syair Ken Tambuhan yang dinyanyikan

Dalang atau Dagang: narator, otoritas dan puitika dalam kesusastraan Melayu
Peran-peran naratorial
Narator sebagai dalang
Narator dalam peran dagang
Ingatan dan Gagasan Kitab
Kedudukan fiksi dalam kitab-kitab budaya Melayu (103)

Pembacaan-pembacaan dalam epik kepahlawanan, roman-roman Panji, dan parodi-parodi

Kerajaan dalam keadaan perang: Syair Perang Mengkasar sebagai epik kepahlawanan
Genre sebagai sarana penafsiran
Syair Perang Mengkasar sebagai epik kepahlawanan
Epik kepahlawanan dan historiografi modern

Janganlah kita abaikan: peringatan dalam Syair Perang Siak
Narativitas, keabsahan, dan Syair Perang Siak
Komedi-komedi ingatan
Drama-drama kelupaan
Tragedi menuntut balas
Tragedi hukum Ilahi
Sebuah Divina Commedia
Penengahan dan tragedi

Kelana-penanda dalam pengasingan: Syair Ken Tambuhan sebagai roman Panji
Syair Ken Tambuhan dan kajian roman Panji
Syair Ken Tambuhan sebagai sebuah cerita perkawinan
Mengasingkan dan pulang, signifikasi dan penafsiran: Syair Ken Tambuhan sebagai sebuah roman
Pasangan dewata: plot lain dari pengasingan dan kepulangan?
Penengahan sebagai fungsi roman Panji
Syair Ken Tambuhan dan plot dasar roman Panji

Cerita Ikan: usaha-usaha membaca Syair Ikan Terubuk
Tradisi ilmiah tentang Syair Ikan Terubuk dan intertekstualitas
Penegasan harapan dan keputusasaan: epik kepahlawanan atau roman?
Historiografi dan interteks lain dari realitas

Karya-karya menghibur tentang penggoda dan buah-buahan yang meragukan: menafsir Sair Buah-buahan
Muhammad Bakir dan Sair Buah-buahan-nya
Fabel buah-buahan yang mendidik
Sebuah pembacaan referensial
Roman yang diparodikan
Membaca dari Kitab Setan
Taman sastra yang menggoda
Ironi, tulisan, Asal dan otoritas (284)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *