Tunjuk Ajar Membentuk Jati Diri Orang Melayu dari Zaman Berzaman

Narasumber dari Lembaga Adat Melayu Riau, Derichard H. Putra dalam Bimbingan Teknis Kebudayaan Tunjuk Ajar Melayu sebagai Basis Pendidikan Karakter Generasi Muda dalam Mewujudkan Bengkalis Bermasa (Bermarwah, Maju, dan Sejahterah) yang ditaja Dinas Pariwisata Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bengkalis di Grand Zuri Hotel Pekanbaru, Sabtu, (26/11/2022) (foto: ist)

kosabudaya.id – Tunjuk Ajar menjadi salah satu media terbaik dalam membentuk dan membangun karakter dan jati diri generasi muda. Tunjuk ajar yang hidup dan tumbuh di tengah-tengah masyarakat Melayu tersebut telah terbukti mampu mewariskan nilai-nilai budaya Melayu dari zaman berzaman.

Hal ini disampaikan narasumber dari Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), Derichard H. Putra dalam Bimbingan Teknis Kebudayaan Tunjuk Ajar Melayu sebagai Basis Pendidikan Karakter Generasi Muda dalam Mewujudkan Bengkalis Bermasa (Bermarwah, Maju, dan Sejahterah) yang ditaja Dinas Pariwisata Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bengkalis di Grand Zuri Hotel Pekanbaru, Sabtu, (26/11/2022).

Bacaan Lainnya

“Kenapa mesti tunjuk ajar, rangkaian nasihat dalam tunjuk ajar disampaikan dalam bentuk ungkapan-ungkapan dan kata-kata yang indah sehingga mudah terserap dan teringat dalam pikiran seseorang,” jelasnya

Tunjuk ajar, lanjut penulis buku Muatan Lokal Budaya Melayu Riau ini, dalam wujud aslinya   disebarkan dan diwariskan dengan dua bentuk yaitu melalui bahasa dan suri teladan. Melalui bahasa mewujud dalam peristiwa-peristiwa lisan sehari-hari misalnya nasihat orang tua-tua kepada anak-kemenakan, maupun peristiwa lisan yang khas dalam berbagai genre sastra seperti penceritaan dongeng, pantun dan syair, pepatah-petitih, pantang larang, nyanyian pengantar tidur, pertunjukan seni, pakaian Melayu, serta upacara-upacara adat dan daur hidup. Sedangkan melalui suri-teladan dilakukan dengan perbuatan, tindakan, dan perilaku dalam perjalanan dan penyelesaian masalah kehidupan sehari-hari.

Peserta pelatihan foto bersama narasumber seusai memberikan pembekalan tunjuk ajar Melayu dalam membentuk karakter generasi muda (foto: ist)

“Setiap alam kehidupan orang Melayu selalu mengandung petunjuk dan petuah. Terkadang ia berbentuk tersurat yang mudah dipahami, namun kadang tersirat yang perlu tafsir- tafsir empiris,” lanjutnya.

Ia mencontohkan, minsalnya pada sunting yang menjadi perlengkapan pakaian Melayu. Sunting walaupun hanya aksesoris pakaian tetapi tetap mengandung nilai-nilai dan filosofi. Sunting dibuat lentur bertujuan untuk menjaga adab dalam berjalan.

“Apabila sunting yang dipakai seorang gadis menampakan gerakan yang tidak anggun, maka si pemakai mendapat pandangan tidak baik di tengah masyaraat. Pemaknaan seperti ini menyebabkan pemakai sunting berusaha untuk mejaga adab berjalanya, menjaga keanggunan dirinya. Sunting dalam hal ini telah menjadi tunjuk ajar dalam membentuk jadi diri orang Melayu dalam hal berpakaian dan adab berjalan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Derichard H. Putra menyebutkan, tunjuk ajar dalam kekinian mewujud dalam dua bentuk yaitu tunjuk ajar yang masih hidup dan tetap bertahan di tengah komunal pendukungnya dan tunjuk ajar dalam bentuk teks tertulis yang dikumpulkan oleh Tenas Effendy dalam buku Tunjuk Ajar Melayu.

Bimbingan Teknis Kebudayaan Tunjuk Ajar Melayu sebagai Basis Pendidikan Karakter Generasi Muda dalam Mewujudkan Bengkalis Bermasa dilaksanakan Jumat-Minggu, 25-28 November 2022 yang dibuka secara langsung oleh Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau Raja Yoserizal Zen. Peserta bimbingan merupakan generasi muda dari kalangan mahaswa yang berjumlah sebanyak 60 orang. Selain pelatihan Tunjuk Ajar Melayu, kegiatan ini juga dirangkai dengan kunjungan ke Balai Adat Melayu Riau dan Candi Muara Takus.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *